Paris, Prancis, 21 November 2023—Pemerintah Republik Indonesia mengusulkan bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa resmi pada General Conference (Sidang Umum) UNESCO. Upaya ini merupakan salah satu implementasi dari amanat Pasal 44 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaaan, yang tertulis bahwa Pemerintah meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. Usulan ini merupakan upaya de jure agar bahasa Indonesia mendapat status bahasa resmi pada sebuah lembaga internasional setelah secara de facto Pemerintah Indonesia membangun kantong-kantong penutur asing bahasa Indonesia di 52 negara.

Usulan Indonesia akhirnya disetujui secara bulat pada Sidang Umum Unesco pada tanggal 20 November 2023. Dengan demikian, sekarang terdapat sepuluh bahasa resmi Sidang Umum UNESCO yang terdiri atas enam bahasa PBB yaitu bahasa Inggris, Prancis, Arab, China, Rusia, dan Spanyol serta empat bahasa negara anggota UNESCO lainnya, yaitu bahasa Hindi, Italia, Portugis, dan Indonesia. Dengan demikian, bahasa Indonesia merupakan bahasa ke-10 yang diakui sebagai bahasa resmi Sidang Umum UNESCO.

Duta Besar Mohamad Oemar, Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, membuka presentasi proposal Indonesia dengan menyampaikan bahwa bahasa Indonesia telah menjadi kekuatan penyatu bangsa sejak masa pra-kemerdekaan, khususnya melalui Sumpah Pemuda di tahun 1928. Dengan perannya sebagai penghubung antar etnis yang beragam di Indonesia, Bahasa Indonesia, dengan lebih dari 275 juta penutur, juga telah melanglang dunia, dengan masuknya kurikulum Bahasa Indonesia di 52 negara di dunia dengan setidaknya 150.000 penutur asing saat ini,” ujarnya.

Dubes Oemar menyebutkan bahwa kepimpinan aktif Indonesia di tataran global telah dimulai sejak Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 yang menjadi bibit terbentuknya Kelompok Negara Non-Blok. Indonesia memilliki komitmen kuat untuk melanjutkan kepemimpinan dan kontribusi positif untuk dunia internasional, dengan berkolaborasi dengan negara-negara lain dalam mengatasi tantangan global, melalui peran keketuaan Indonesia di forum G20 tahun 2022 dan ASEAN tahun 2023 ini.

Lebih lanjut, Dubes Oemar menekankan bahwa meningkatkan kesadaran terhadap Bahasa Indonesia merupakan bagian dari upaya global Indonesia untuk mengembangkan konektivitas antarbangsa, memperkuat kerja sama dengan UNESCO, dan bagian dari komitmen Indonesia terhadap pengembangan budaya di tingkat internasional.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), E. Aminudin Aziz, menuturkan dengan ditetapkannya bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi Sidang Umum Unesco membuat posisi bahasa Indonesia semakin meningkat. Pada awalnya, bahasa Indonesia diikrarkan sebagai bahasa persatuan pada Sumpah Pemuda tahun 1928. Selanjutnya, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa negara dalam Undang-Undang Dasar 1945. Sekarang bahasa Indonesia mendapat status bahasa resmi pada tataran internasional melalui pengakuan sebagai bahasa resmi pada Sidang Umum UNESCO.

“Sejauh ini, pengakuan internasional ini merupakan penegasan bahwa bahasa Indonesia memang layak dikategorikan sebagai sebuah bahasa di tengah perdebatan terkait bahasa Melayu dan bahasa Indonesia,” tuturnya.

Kronologi Pengusulan

Proses awal pengusulan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Sidang Umum UNESCO bermula dari diskusi antara Duta Besar Republik Indonesia untuk Prancis dan Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO pada bulan Januari 2023 tentang potensi bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi Sidang Umum UNESCO. Potensi ini selanjutnya disampaikan kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dalam waktu yang sempit disusunlah strategi untuk mengusulkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Sidang Umum UNESCO.

Pada 7 Februari 2023, Kepala Badan Bahasa bertemu dengan Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO, serta Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang (OINB), Kementerian Luar Negeri, di Jakarta. Pertemuan ini membicarakan peluang dan strategi mengupayakan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, khususnya bahasa resmi Sidang Umum UNESCO. Pada pertemuan ini disepakati bahwa Pemerintah akan berupaya mengusulkan bahasa Indonesia sebagai bahasa Sidang Umum UNESCO. Setelah itu, disusunlah naskah ajuan yang diperlukan dalam waktu yang sangat terbatas.

Selanjutnya, prosedur pengusulan ke UNESCO dilakukan sesuai dengan alur yang berlaku. Pada 29 Maret 2023, Kementerian Luar Negeri melalui Direktorat Sosial Budaya dan OINB bersurat ke Kedutaan Besar Republik Indonesia dan Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO di Paris menyampaikan proposal nominasi bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Sidang Umum UNESCO. Proposal ini kemudian disampaikan oleh perwakilan RI di Paris kepada Sekretariat UNESCO untuk masuk dalam agenda sidang Dewan Eksekutif UNESCO pada bulan Mei 2023.

Pada 10—24 Mei 2023, Dewan Eksekutif UNESCO menyelenggarakan sidang yang salah satunya membahas usulan pemerintah Indonesia untuk menjadikan bahasa Indonesia bahasa resmi Sidang Umum UNESCO. Pada sidang itu, Dewan Eksekutif menyetujui untuk memasukan proposal Pemerintah Indonesia dalam Sesi 42 Sidang Umum yang direncanakan pada 7—22 November 2023.

Pada 8 November 2023, delegasi Indonesia yang terdiri atas Kepala Badan Bahasa, Kemendikbudristek, E. Aminudin Aziz; Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO, Ismunandar; dan Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Iwa Lukmana mempresentasikan usulan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi Sidang Umum UNESCO di hadapan Legal Committee UNESCO di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis. Sidang Legal Committee akhirnya menyetujui ajuan Pemerintah Indonesia tersebut tanpa keberatan dari anggota komisi. Selanjutnya, hasil sidang Legal Committee diajukan untuk disidangkan secara pleno pada 21 atau 22 November 2023.

Pada 20 November 2023, sidang pleno UNESCO memutuskan untuk menerima usulan Pemerintah Indonesia untuk menjadikan bahasa Indonesia bahasa resmi Sidang Umum UNESCO. Dengan demikian, bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ke-10 pada Sidang Umum UNESCO. “Pengakuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Konferensi Umum UNESCO akan berdampak positif terhadap perdamaian, keharmonisan dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan tidak hanya di tingkat nasional, namun juga di seluruh dunia,” tutur Dubes Oemar mengakhiri pidatonya.

Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id #MerdekaBelajar

Lokakarya Inventarisasi Kosakata Bahasa Tountemboan Tahun 2023

Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara melalui KKLP Perkamusan dan Peristilahan melaksanakan kegiatan Lokakarya Inventarisasi Bahasa Tountemboan di Hotel Luwansa Manado pada tanggal 13—15 Oktober 2023. Sebanyak 13 peserta yang merupakan penutur jati bahasa Tountemboan hadir mengikuti kegiatan tersebut. Tujuan dilakukan kegiatan ini adalah untuk memverifikasi data inventarisasi kosakata bahasa Tountemboan yang sudah diambil oleh tim Perkamusan dan Peristilahan di Kabupaten Minahasa.

Drs. Ventje Kodong, M.A., dan Dr. Elly Regan menjadi narasumber pada kegiatan tersebut. Materi yang disampaikan adalah Keunikan Kosakata dan Istilah Bahasa Tountemboan. Kosakata yang diverifikasi pada kegiatan ini adalah kosakata umum, budaya, dan pertanian dalam bahasa Tountemboan.

Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari ini mendapatkan antusias yang baik dari para peserta. Dengan diadakannya kegiatan ini, kosakata yang diusulkan untuk entri KBBI bisa lebih baik dan berkualitas.

Kongres Bahasa Indonesia XII: Perkuat Peran Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Berbangsa

Jakarta, 26 Oktober 2023 – Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII secara resmi telah dibuka. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menggelar KBI secara berkala setiap lima tahun sekali sebagai wujud apresiasi di bidang kebahasaan dan kesastraan tertinggi di Indonesia.

“KBI XII ini kami arahkan untuk menjadi sebuah forum yang akan memberikan perenungan dan penguatan tentang makna keindonesiaan kita sebagaimana diikrarkan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928,” ucap Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Aminudin Aziz dalam laporannya di Jakarta, Rabu (25/10).

Menyoroti perkembangannya, Bahasa Indonesia telah berhasil menjadi alat pemersatu bangsa dan mengukuhkan jati diri masyarakat Indonesia. Melalui forum ini, diharapkan Bahasa Indonesia tetap dapat memerankan fungsinya sebagai alat pemersatu dan akan menjadi sumber pengetahuan untuk kemajuan zaman.

Sebagaimana tema KBI XII yang bertajuk “Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa” bermakna bahwa penguatan literasi baca tulis perlu ditumbuhkan dari kesadaran tentang kebinekaan Indonesia yang meliputi keberagaman adat istiadat, suku bangsa, bahasa, dan agama.

“Kami ingin menjadikan kongres ini sebagai wahana perdebatan gagasan dalam upaya merawat keindonesiaan itu untuk kemudian membulatkan cita-cita terbaik dan membangun kekuatan bersama secara gotong royong untuk mewujudkannya,” jelas Aminudin.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, turut menuturkan hal yang sama. “Rangkaian acara KBI XII berbicara tentang bagaimana kita merevitalisasi dan mengarusutamakan Bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah di dalam konteks Indonesia. Bahasa harus menjadi pencerminan dari budaya dan masyarakat Indonesia.”

Nadiem menegaskan agar acara ini menjadi ruang dialog dua arah antara para pemangku kebijakan dalam pemerintahan, sektor nonprofit, swasta, dan juga masyarakat untuk bergotong-royong dalam membuat Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa yang paling modern sekaligus melestarikan bahasa-bahasa daerah agar menjadi suatu budaya multilingual.

Kemudian terkait peningkatan literasi masyarakat yang menjadi prioritas dalam KBI XII ini, dijelaskan bahwa penting sekali untuk menciptakan literasi sedini mungkin sejak anak-anak, terutama dengan bahasa Ibu. “Strategi peningkatan literasi tercepat dan terefektif adalah membuat anak-anak cinta membaca,” kata Menteri Nadiem.

Direktur Jenderal UNESCO Bidang Pendidikan, Stefania Giannini, menjelaskan bahwa proses pembelajaran bahasa bukan sekedar mengenai alat komunikasi semata, melainkan juga tentang identitas dan pandangan tentang dunia. Belajar melalui bahasa ibu dapat memudahkan pemaknaan mendalam saat membaca dan berpikir kritis serta memudahkan pembelajaran bermakna.

Oleh karena itu, Bahasa Indonesia harus semakin mantap sebagai peneguh identitas bangsa dan penyatu keberagaman suku dan ras di Indonesia. Di saat yang sama, bahasa daerah pun harus mampu membentuk generasi muda Indonesia yang sadar akan kebesaran tradisi dan budayanya.

Penyelenggaraan KBI XII melibatkan sekurang-kurangnya 1.500 orang. Sebanyak 550 orang hadir secara langsung di Jakarta dan sisanya mengikuti secara daring. Sebelum malam pembukaan, Badan Bahasa telah melakukan Pembukaan Pameran Kebahasaan dan Kesastraan dan Taklimat Media. Terdapat 12 gerai pameran yang menghadirkan beragam produk bahasa dan sastra dari penerbit, Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Dharma Wanita Persatuan, dan unit-unit kerja di lingkungan Kemendikbudristek.

*
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id

Bimbingan Teknis BIPA Tahun 2023

Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) pada tanggal 5–8 Oktober 2023. Kegiatan yang berlangsung selama 4 hari ini dilaksanakan di Hotel NDC Resort Manado. Sebanyak 26 orang hadir sebagai peserta di kegiatan ini yang berasal dari berbagai profesi seperti perwakilan instansi pemerintah, akademinisi, dan perwakilan dari perusahaan swasta.

Adapun narasumber dalam kegiatan ini yaitu Dr. Gatut Susanto, M.M., M.Pd. dan Lefrand Rurut, S.S., M.Pd. Materi yang disampaikan terkait pengenalan dan proses pengajaran BIPA kepada masyarakat dan tenaga kerja asing. Setelah pemaparan materi, peserta diberikan kesempatan untuk bertanya kepada narasumber.

Kegiatan ini mendapatkan antusias yang baik dari para peserta. Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini, Bahasa Indonesia semakin dikenal di dunia internasional.

Pemasyarakatan Program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Tahun 2023

Pada tanggal 2–4 Oktober 2023 Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara melaksanakan kegiatan Pemasyarakatan Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel NDC Resort Manado. Sebanyak 23 orang peserta dari berbagai instansi pemerintah, akademisi, dan perusahaan swasta. Tujuan dilakukan kegiatan ini adalah untuk mengenalkan dan memasyarakatkan program BIPA yang ada di Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara.

Adapun narasumber dalam kegiatan ini antara lain Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara, Januar Pribadi, S.I.P., M.M., Kepala Bidang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Provinsi Sulawesi Utara Lucky G.A. Taju, M.Si., Peneliti Ahli Muda BRIN dan Ketua APP BIPA Sulawesi Utara, Lefrand Rurut, S.S., M.Pd., Lektor Kepala FIB Universitas Sam Ratulangi, Dr. Dra. Djeinnie Imbang, M.Hum., dan Widyabasa Ahli Muda Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Iyus Yusuf. Materi-materi yang disampaikan adalah peluang dan tantangan program BIPA di Sulawesi Utara, kebijakan penginternasionalan Bahasa Indonesia, pembinaan tenaga kerja asing sesuai permenaker 8 tahun 2021, praktik baik program BIPA, dan strategi memperkenalkan BIPA kepada pemelajar BIPA.

Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari ini mendapatkan antusias yang baik dari para peserta. Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini, program-program BIPA yang ada di Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara semakin diketahui oleh masyarakat pada umumnya.

Pemutakhiran Kamus Digital Melayu-Manado Indonesia

Pada tanggal 28–30 September 2023 Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara melaksanakan kegiatan Pemutakhiran Kamus Digital Melayu-Manado Indonesia. Kegiatan yang berjalan selama 3 hari ini bertempat di Hotel Luwansa Manado. Adapun peserta yang hadir sebanyak 12 orang yang berasal dari kalangan akademisi yang merupakan pakar dan penutur jati Bahasa Melayu-Manado.

Kamus digital ini baru memiliki 3000 kosakata yang telah dimasukkan dan diverifikasi. Oleh sebab itu, kegiatan ini bertujuan untuk membahas dan memperkaya kosakata yang ada di kamus digital ini. Pemutakhiran kamus digital ini pula dimaksudkan untuk penyempurnaan, sehingga kamus bahasa lokal semakin lengkap.

Adapun narasumber dalam kegiatan ini antara lain, Drs. Alex John Ulaen, D.Ea. dan Putu Dondo Hariwibowo. Kegiatan dilakukan dengan cara diskusi dengan narasumber mempimpin proses diskusi. Pakar Bahasa dan Antropologi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Drs Alex Ulaen, D. Ea yang menjadi moderator diskusi mengatakan, kamus bahasa daerah akan menjadi kekayaan budaya bangsa. Memang diperlukan usaha dan waktu yang relatif lama untuk menghadirkan sebuah kamus. Dikatakannya lagi, penyempurnaan kamus diperlukan untuk menjadi warisan antar generasi.

Kegiatan ini mendapatkan apresiasi dari para peserta dan narasumber. Ke depannya diharapkan Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara akan menerbitkan kamus bahasa daerah lainnya yang ada di Sulawesi Utara.

Sosialisasi UKBI Adaptif Merdeka Di Kabupaten Minhasa Selatan Tahun 2023

Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara melaksanakan kegiatan Sosialisasi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka di Kabupaten Minahasa Selatan (27/9/2023). Sosialisasi ini dihadiri kepada 25 kepala sekolah SMP yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan. Bertempat di Hotel Sutanraja Minahasa Selatan, kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan UKBI Adaptif Merdeka kepada para peserta.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara, Januar Pribadi, S.I.P., M.M. memberikan materi terkait layanan UKBI Adaptif Merdeka.

Dalam penyampaian materi, Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara Bapak Januar Pribadi, S.I.P., M.M. menyebutkan bahwa merupakan salah satu layanan kebahasaan yang dimiliki Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. UKBI Adaptif Merdeka memiliki fungsi untuk mengukur kemampuan seseorang dalam berbahasa Indonesia. Hasil pengujian UKBI memiliki jenjang tingkatan dimulai dari terbatas sampai istimewa. Kepala Balai juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan dan kepala sekolah yang telah hadir.

Koordinator KKLP UKBI Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara, Stevanus F.M. Pangemanan, S.S., M.Hum., M.Si. menyampaikan informasi terkait UKBI Adaptif Merdeka.

Asisten III Setda Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan sekaligus Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Minahasa Selatan, Arthur Donald Tumipa, mengaku siap mendukung UKBI Adaptif Merdeka di Minahasa Selatan. Sebagai langkah awal, 25 kepala sekolah SMP yang hadir sebagai peserta untuk mengikuti UKBI. “Guru sebagai ujung tombak pendidikan harus memiliki kemahiran dalam berbahasa Indonesia. Sebagai langkah awal, kepala sekolah yang hadir dalam kegiatan ini akan mengikuti UKBI dengan biaya APBD Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan,” tuturnya.

Penandatanganan rencana kerja sama antara Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Minahasa Selatan.

Pada akhir kegiatan, Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Minahasa Selatan melakukan penandatangan rencana kerja sama bidang kebahasaan dan kesastraan. Adanya penandatangan rencana kerja sama ini menunjukkan keseriusan Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara dalam memberi layanan bidang kebahasaan dan kesastraan di Minahasa Selatan. Diharapkan melalui kegiatan ini, ke depannya UKBI Adaptif Merdeka akan semakin dikenal luas oleh masyarakat di Kabupaten Minahasa Selatan.

Menduniakan Karya Sastra Mastera, Badan Bahasa Gelar SAKAT 2023

Jakarta, 21 September 2023—Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menyelenggarakan kegiatan Seminar Antarbangsa Kesusatraan Asia Tenggara (SAKAT) 2023. Acara yang berlangsung di Aula Sasadu, Kantor Badan Bahasa, Rawamangun, Jakarta ini, mengangkat tema “Menduniakan Mastera dan Karya Sastra Mastera”.

Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz menilai bahwa SAKAT sangat berguna menjadi wadah dalam pengembangan dan pemanfaatan sastra supaya lebih mendunia. “Kita tidak bisa berpikir sempit, pemikiran kita harus berkembang untuk mengupayakan bagaimana sastra itu mendunia,” ujarnya di Jakarta (20/9) yang mengaku baru pertama kalinya hadir dalam kegiatan SAKAT.

Oleh karena itu, Badan Bahasa mengajak masyarakat, peminat, serta pemerhati sastra di negara-negara anggota untuk menantang zaman bersama-sama dalam menumbuhkembangkan karya sastra Mastera. “SAKAT saya harap menjadi forum yang dapat menguatkan kepedulian kita semua terhadap sastra khususnya di negara masing-masing dan mengukuhkan hubungan kerja sama antaranggota Mastera. Kita di sini akan mengkaji bagaimana sastra bisa berkembang lebih maju,” jelas Aminudin Aziz.

SAKAT merupakan salah satu rangkaian kegiatan hasil kerja sama Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) yang beranggotakan Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Sebagai bagian dari kegiatan Mastera, Badan Bahasa menyelenggarakan serangkaian kegiatan, yaitu 1) SAKAT, 2) Pemberian Penghargaan Sastrawan Muda Mastera, 3) Sidang Ke-27 Mastera, serta 4) Pertemuan Forum Penulisan Sastrawan Tamu/Asuhan Mastera.

Dalam seminar ini, Kepala Badan Bahasa juga menyerahkan Penghargaan Sastrawan Muda Mastera Tahun 2023 kepada empat orang sastrawan muda yang berasal dari empat negara anggota Mastera. Mereka adalah Fasial Oddang dari Indonesia, Awangku Mohd Noor Sham dari Brunei Darussalam, Muhammad Lutfi bin Ishak dari Malaysia, dan Farihan Bahron dari Singapura. Para pemenang mendapatkan piagam penghargaan dan uang tunai senilai Rp 25 juta.

“Semoga penghargaan ini dapat memotivasi para pemenang dan generasi muda untuk terus mencintai dan mengembangkan sastra,” ujar Kepala Badan Bahasa.

Penghargaan Sastrawan Muda Mastera semula ditujukan untuk alumni peserta Program Penulisan Mastera (puisi, cerpen, drama, dan esai) yang dilaksanakan oleh Mastera Indonesia sejak tahun 2005. Kini penghargaan itu diperluas sasarannya, yaitu sastrawan muda di semua negara anggota Mastera.

Faisal Oddang, perwakilan pemenang dari Indonesia, tak menyangka karya tulis yang ia hasilkan mendapat apresiasi dari Badan Bahasa. bahwa Penghargaan Sastrawan Muda Mastera Tahun 2023. “Saya pikir dari tahun ke tahun banyak penulis muda berbakat yang bermunculan di Indonesia. Saya tidak menyangka hasil saya menarik perhatian dan diapresiasi oleh Badan Bahasa. Terima kasih atas penghargaan ini,” ucapnya yang berencana menerbitkan buku dalam waktu dekat.

Lebih lanjut, ia menilai bahwa keberadaan Mastera sangat penting untuk menjadi sarana bagi para sastrawan muda untuk saling berbagi terkait kesastraan satu sama lain. “Ini sebagai pintu untuk meningkatkan mutu karya sastra di kawasan Asia tenggara. Acara semacam ini penting untuk para sastrawan dapat saling mengetahui karya sastra satu sama lain,” jelasnya yang suka menulis sejak SMA namun menekuni tulisan dengan lebih serius saat duduk di bangku kuliah.

Ketika ditanya cara menarik minat generasi muda terhadap kesusastraan, Faisal menjawab bahwa upaya meningkatkan minat baca melalui buku bacaan bermutu harus terus dilakukan sebagai langkah awal menumbuhkan kecintaan terhadap sastra pada generasi muda. “Saya berharap ke depan semakin banyak masyarakat yang mendapat akses terhadap bacaan bermutu karena hal itu menjadi solusi efektif dalam meningkatkan minat baca bagi anak-anak,” tuturnya.

Faisal Oddang adalah pria kelahiran Wajo, Sulawesi Selatan. Dia telah banyak menulis puisi, cerpen, novel, esai-esai sastra serta naskah drama. Faisal banyak menulis karya-karya sastra yang gagasannya berkaitan dengan masyarakat Bugis secara khusus, Sulawesi Selatan secara umum. Tulisannya telah terbit di berbagai media massa lokal maupun nasional. Berbagai penghargaan telah diraihnya baik secara nasional maupun internasional.

Dalam laporannya, Sekretaris Badan Bahasa, Hafidz Muksin menyampaikan bahwa SAKAT 2023 dilaksanakan dengan sistem pleno. Sesi pleno utama dilaksanakan dengan menghadirkan seorang pemakalah kunci dan pemakalah utama. Kemudian untuk sesi pleno panel, terdiri atas sesi pagi dan sesi siang, setiap sesi panel menghadirkan empat pembicara dari masing-masing negara anggota Mastera. Para pemakalah dalam SAKAT adalah pakar sastra, akademisi, dan sastrawan. “ Melalui kegiatan ini, karya sastra mastera semakin bermanfaat bagi dunia,” tutur Hafidz Muksin.

Hafidz Muksin melanjutkan bahwa acara ini disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Peserta SAKAT pada hari ini berasal dari kalangan dosen, mahasiswa, sastrawan, pengamat sastra, duta bahasa, peneliti, rekan media, pegawai di lingkungan Badan Bahasa, serta peserta yang berasal dari empat negara anggota Mastera. Sedangkan, peserta yang hadir secara luring berjumlah 150 orang.

Dalam kesempatan ini, hadir Pemangku Pengarah Dewan Bahasa dan Pustaka selaku Ketua Mastera Brunei Darussalam, Awang Suip bin Haji Abdul Wahab; Pensyarah Kanan Jabatan Pengajian Melayu, Universiti Nasional Singapura (NUS), selaku ketua Mastera Singapura, Azhar Ibrahim Alwee, serta Setiausaha Mastera Malaysia, Encik Abdul Ghani Abu.

Tentang SAKAT

Seminar Antarbangsa Kesusastraan Asia Tenggara (SAKAT) merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam Majelis Sastra Asia Tenggara. SAKAT pada awalnya merupakan kegiatan dwitahunan yang digagas bersama oleh negara-negara pendiri Mastera, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia. SAKAT pertama kali diselenggarakan tahun 1999, di Malaysia.

Mulai tahun 2010, SAKAT diselenggarakan secara bergantian setahun sekali, di negara tempat berlangsungnya Sidang Mastera. Indonesia telah menyelenggarakan SAKAT pada tahun 2010, 2013, 2017. Tahun 2023 ini, Indonesia kembali menyelenggarakan SAKAT, sekaligus menjadi tuan rumah untuk pelaksanaan Sidang ke-27 Mastera.

Tujuan SAKAT adalah (1) mendiseminasikan alih wahana yang lahir di negara-negara anggota Mastera, yang telah dilakukan Mastera sejak tahun 2012, (2) menggali informasi situasi alih wahana di setiap negara anggota, (3) melihat seberapa alih wahana tersebut telah berkembang dan diterima oleh masyarakat sastra di negara-negara anggota Mastera, dan (4) menjadi sarana tukar pikiran perihal alih wahana setelah dilakukan pembahasan dan diskusi.

Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Dapatkan informasi lengkap tentang Merdeka Belajar melalui: http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id

Penerjemahan Cerita Anak Tahun 2023

Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara sukses menggelar kegiatan Penerjemahan Cerita Anak pada 7—9 September 2023 di salah satu hotel ternama di Kota Manado. Kegiatan tersebut menghasilkan naskah cerita anak dalam dua bahasa, bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Kegiatan ini diikuti oleh delapan orang penerjemah yang menerjemahkan tiga bahasa daerah, yakni bahasa Melayu Manado, bahasa Sangihe, dan bahasa Mongondow. Naskah-naskah terjemahan cerita anak yang dihasilkan melalui kegiatan ini ditujukan bagi pembaca awal usia anak anak SD kelas 1—3.

Peserta kegiatan Penerjemahan Cerita Anak selama tiga hari ini dibagi ke dalam tiga kelompok diskusi sesuai bahasa yang akan diterjemahkan. Pembahasan naskah dalam kelompok-kelompok diskusi kecil ini sangat berdinamika karena perlu kesepakatan dalam pemilihan kata yang tepat. Melalui kesempatan ini pula para penerjemah cerita anak mendapat pengalaman dalam menerjemahkan bahasa daerah dengan beragam teknik menerjemahkan dari para tim Penerjemah Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara. Seturut pula dengan kesempatan yang sama, para penerjemah cerita anak mendapat pengetahuan kebahasaan dari tim Penyuluh Bahasa Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara untuk ketepatan kata yang digunakan dalam penerjemahan mereka masing-masing.

Dalam kegiatan ini, para penerjemah menerjemahkan naskah terjemahan bahasa daerah Mongondow, Sangihe, dan Melayu Manado ke dalam bahasa Indonesia. Sejumlah 15 naskah dalam format pdf berhasil diselesaikan dengan baik dengan pendampingan dari tim Penerjemah dan Penyuluh Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara. Naskah yang telah diterjemahkan dalam format pdf, yakni 8 naskah terjemahan bahasa Melayu Manado, 4 naskah terjemahan bahasa Mongondow, dan 3 naskah terjemahan bahasa Sangihe.

Semoga hasil terjemahan seluruh narasumber kegiatan ini mampu memperkaya khazanah bahan literasi untuk Indonesia dan dunia. Amat memungkinkan untuk mulai memperkenalkan bahasa daerah kita ke tingkat internasional melalui penerjemahan multibahasa. Mengapa tidak? Mari mengaminkan mimpi-mimpi yang positif agar dapat kita tunai satu per satu pada tahun-tahun mendatang. amin.

Jaga Bahasa Tahun 2023

Dalam rangka mengutamakan bahasa Indonesia dan melestarikan bahasa daerah bagi Duta Bahasa Provinsi Sulawesi Utara dengan cara membuat konten kebahasaan dan kesasteraan sendiri sesuai tiga program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yaitu Literasi Kebahasaan dan Kesasteraan, Pelindungan Bahasa dan Sastra, dan Internasionalisasi Bahasa Asing kemudian mengampanyekannya di media sosial, Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara melaksanakan kegiatan Jaga Bahasa. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 7–10 September 2023 ini dilaksanakan di NDC Resort. Kegiatan yang dilaksanakan selama 4 hari ini diikuti oleh 23 Duta Bahasa Provinsi Sulawesi Utara dari berbagai angkatan.

Narasumber dalam kegiatan ini adalah Yudhistira Udd Sondakh, seorang pembuat konten yang sudah membuat berbagai konten baik untuk komersial maupun lembaga/instansi pemerintah. Materi yang disampaikan antara lain Berbagi Praktik Baik Membuat Ide untuk Naskah Konten, Teknik Penyusunan Naskah, Teknik Pengambilan Gambar, dan Teknik Pengeditan Video. Setelah pemaparan materi, dilakukan juga praktik yang harus diikuti oleh para peserta.

Adapun kegiatan ini diharapkan agar Duta Bahasa bisa menghasilkan konten kebahasaan atau kesastraan. Selain itu, mereka juga menjadi pemengaruh dalam meningkatkan minat literasi masyarakat melalui media sosial mereka masing-masing.