Pembukaan Bengkel Sastra Se-Kabupaten Minahasa

Pembukaan Bengkel Sastra  Bidang Garapan Penulisan Kreatif Bagi Guru dan Siswa Se-Kabupaten Minahasa.

Laporan Ketua Panitia

 

Sambutan Kepala Balai Bahasa Sulawesi Utara

 

Sambutan Mewakili Kepala Dinas Pendidikan

 

Peserta Bengkel Sastra

 

Peserta Bengkel Sastra 2018

Berikut Karya yang terpilih untuk sayembara dan antologi yang akan diterbitkan Balai Bahasa Sulawesi Utara.

5 Judul Cerita Rakyat Terbaik
Si Manis Berenda dari Minahasa karya Betris Ratu asal sekolah SMKN 3 Tondano
Kemerduan yang Memilih Telinga untuk Mendengarnya karya Angle Lia rau,S.Pd. asal sekolah SMA Pioneer Tondano
Asal Usul Saguer karya Cecilia K.Ngelo,S.Pd. asal sekolah SMAN 2 Tondano
Si Makalawang karya Arliandy Rengkuan asal sekolah SMAN 3 Tondano
Ternyata Dia Jodohku karya Deisy Sembel,S.Pd. asal sekolah SMA Katolik Tondano

10 Judul Cerita Pendek Terbaik
Melodi dalam Cahaya karya Tasya Lumentah asal sekolah SMAN 1 Tondano
Hujan karya Syaloom Pelealu asal sekolah SMKN 1 Tomohon
Tinggi seperti Awan karya Glory Kaparang asal sekolah SMAN 2 Tondano
Jawaban Tuhan karya Obedient B.Putro asal sekolah SMAN 1 Tondano
Kertas Kosong karya Pingkan Karamoy asal sekolah SMAN 3 Tondano
Mutiara Kerang Putih karya Jerico Augusty asal sekolah SMAN 1 Tondano
Secerca Harapan karya Esther Sinubu asal sekolah SMKN 3 Tondano
Suara Cahaya karya Syella Kawet asal sekolah SMAN 1 Tondano
Sunyi karya Gloria Londong asal sekolah SMK Nusantara Tondano
Lumpur yang MEnjadi Penghalang karya Gita C. Tiagas asal sekolah SMKN 2 Tondano

Jovan dan Chetiza Jawara Duta Bahasa Sulawesi Utara 2018

Pemilihan Duta Bahasa Sulawesi Utara Tahun 2018 digelar di Hotel The Lagoon Best Western Manado bertemakan ” Malam Budaya “.

Berikut nama-nama penyandang gelar

Gelar Duta Bahasa Media Sosial

Putra : Rivenhard Runturambi (Universitas Kristen Indonesia Tomohon)
Putri  : Era Monalisa (Universitas Sam Ratulangi Manado)

Gelar Duta Bahasa Intelegensi

Putra : Alexander Timothy Manueke (SMK Mitra Nusantara)
Putri  : Cinmanli Paat (Universitas Kristen Indonesia Tomohon)

Berikut nama-nama pemenang Duta Bahasa Sulawesi Utara 2018

Pemenang Putra

Pemenang I   : Jovan Kuemba (Universitas Sam Ratulangi Manado)
Pemenang II  : Zesan Gary (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Eben Haezar Manado)
Pemenang III : Rivenhard Runturambi (Universitas Kristen Indonesia Tomohon)
Pemenang IV : David Seba (Universitas Sam Ratulangi Manado)
Pemenang V  : Vaykel Mokobimbing (Universitas Sam Ratulangi Manado)
Pemenang VI : Kevin Simboh (Universitas Sam Ratulangi Manado)

Pemenang Putri

Pemenang I   : Chetiza Lumingkewas (Universitas Sam Ratulangi Manado)
Pemenang II  : Era Monalisa (Universitas Sam Ratulangi Manado)
Pemenang III : Gaiby O. Pelleng (Universitas Sam Ratulangi Manado)
Pemenang IV : Putria Rompas (Universitas Sam Ratulangi Manado)
Pemenang V  : Indriani Rombon (Universitas Sari Putra Indonesia Tomohon)
Pemenang VI : Christela Gerungan (Universitas Sam Ratulangi Manado)

 

 

Pisah Sambut Kasubbag Lama dan Baru Balai Bahasa Sulut

Pisah Sambut Kasubbag Lama dan Baru Balai Bahasa Sulut

Pergantian pejabat merupakan hal yang sangat lumrah di satu institusi, seperti yang terjadi di Balai Bahasa Sulawesi Utara.  Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Greis Rantung ditugasi ke kantor yang lain yang masih dalam satu kementerian.  Pengganti Bu’ Greis adalah Pak Joko Siswanto, pisah sambut di Balai Bahasa Sulut diadakan hari kamis 15 Februari 2018.  Terima Kasih Bu Greis atas dedikasinya selama ini, selamat datang Pak Joko semoga Balai Bahasa Sulut makin maju.

 

AWAK MEDIA TERIMA PENYULUHAN BAHASA INDONESIA

Balai Bahasa Kalimantan Tengah menggelar penyuluhan Bahasa Indonesia kepada awak media di wilayah setempat. Kegiatan tersebut berlangsung di Fovere Hotel Palangka Raya mulai 7 sampai dengan 9 Februari 2017.

Kepala Balai Bahasa Kalteng Haruddin M.Hum dalam sambutannya mengatakan semua sudah mahir bahasa Indonesia, tapi tingkat kemahiran seseorang dapat dilihat dari tulisan yang dilempar ke masyarakat.

“Kalangan awak media mungkin menilai sudah baik dan benar dalam penulisan, sedangkan kalangan ahli bahasa menilai masih dalam kategori baik, tapi belum benar. Banyak yang terpeleset karena kebiasaan sehingga lupa akan kaidah bahasa,” katanya.

Haruddin menyatakan, pihaknya mengundang awak media, mahasiswa jurusan bahasa Indonesia, dan organisasi perangkat daerah yang berkaitan dengan media massa untuk mengingatkan kembali kaidah kebahasaan, baik dalam penulisan maupun penuturan.

Kepala Balai Bahasa Kalteng ini menilai penyuluhan bahasa Indonesia merupakan kegiatan yang penting bagi awak media dan konseptor surat resmi, karena kerjaan keduanya menjadi acuan masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia.

“Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu dari 750 bahasa daerah di Indonesia. Tidak ada masyarakat yang menentang. Mari jaga, pelihara dan junjung bahasa persatuan. Sadarkan bangsa melalui tulisan pemberitaan maupun surat yang benar,” katanya.

Ketua PWI Kalteng H Sutransyah mengatakan penyuluhan bahasa Indonesia sangat penting bagi awak media, karena penguasaan bahasa Indonesia yang benar merupakan senjata terbaik wartawan dalam menghasilkan karya berkualitas.

Bahasa Indonesia, kata Sutransyah, terus berkembang seiring perkembangan teknologi dan pengaruh dari luar. Penyuluhan ini diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan awak media sehingga dapat menutupi kelemahan dan kekurangan yang sudah ada selama ini.

“Peserta kegiatan ini harus bisa menyerap semaksimal mungkin materi yang diberikan nara sumber. Dan saya berharap, kegiatan penyuluhan bahasa Indonesia bagi awak media dapat ditingkatkan lagi. Bukan hanya dari segi kuantitas, tapi juga kualitasnya,” pungkasnya.(004/dapos)

Balai Bahasa : 37 Ragam Bahasa Dayak Kalteng Masih Eksis

KBRN, Palangkaraya : Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah menemukan setidaknya 37 ragam bahasa Dayak di Provinsi Oloh Itah. Ragam bahasa ini belum termasuk bahasa yang dibawa oleh kaum pendatang dari luar Kalteng seperti bahsa serapan Banjar, Jawa, Sunda, Batak dan sebagainya.

Demikian disampaikan salah seorang peneliti Balai Bahasa Kalteng, Basori kepada RRI belum lama ini terkait perkembangan bahasa suku Dayak Kalimantan Tengah . Peneliti bahasa ini menjelaskan bahasa merupakan identitas pertama yang melekat pada setiap suku terutama suku Dayak. Ragam bahasa Dayak juga dinilai memiliki  keunikan dan ciri khas yang mencolok dari daerah lain bahkan suku Dayak yang ada di Kalteng.

Berdasarkan penelitian Balai Bahasa hingga kini telah ditemukan kurang lebih 37 bahasa dari beragam suku Dayak di Kalimantan Tengah. Pihaknya menemukan beragam ragam bahasa yang mirip dan memiliki keserupaan. Dalam penelitian ini, Balai bahasa mencoba mengkategorikan ragam bahasa dari hasil  memisahkan 37 persen lebih perbedaan. Kurang dari itu, Balai Bahasa memasukkan ragam bahsa tersebut ke dalam satu rumpun. Walau demikian, hingga kini penelitian tersebut belum dinyatakan berakhir. Masih banyak wilayah pedalaman termasuk di area hulu yang belum dijajaki untuk diteliti lebih jauh.

“Jumlah itu nantinya akan berkembang sesuai dengan penjajakan yang terus  dilakukan”, jelasnya.

Seperti diketahui hingga kini Balai Bahasa mencoba melestarikan produk budaya dan kesenian suku Dayak Kalteng kepada generasi penerus. Balai Bahasa menggiatkan sejumlah program untuk mendata dan menelaah kembali bahsa yang pernah ada, punah  serta yang  masih bertahan di Bumi Oloh Itah. Diharapkan melalaui pendataan dan dokumentasi ini selmua pihak semakin mengerti kahasanah dan luasnya kekayaan adat istiadat dan budaya Dayak. Dengan demikian para penerus dapat lebih mencintai dan menjunjung tinggi budaya nenek moyangnya di masa depannya nanti. (NATA)

Balai Bahasa Inginkan UKBI menjadi Syarat Penerimaan CPNS

BORNEONEWS, Palangka Raya – Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah menginginkan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) menjadi salah satu syarat penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Indonesia. Hal ini diungkapkan Haruddin, Kepala Balai Bahasa Kalteng saat membuka Penyuluhan Bahasa Indonesia bagi Awak Media se-Provinsi Kalimantan Tengah sejak tanggal 7 hingga 9 Maret 2017 di Hotel Fovere Palangka Raya.
“Saat penerimaan CPNS sebenarnya kita berharap ada UKBI. Ini kebijakan Balai Bahasa, tapi seperti yang kita tahu kebijakan bisa kalah dengan kekuasaan,” ungkap Haruddin saat membuka kegiatan.

Untuk mewujudkan harapan ini, lanjut dia, pemegang kekuasaan seharusnya yang mencetuskannya. Bisa Wali Kota atau bisa juga Gubernur, bahkan Presiden.
“Balai Bahasa selama ini hanya bisa mewujudkan ini pada beberapa lembaga. Salah satunya kepada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia saat akan yudisium dan wisuda, diwajibkan untuk memiliki sertifikat UKBI,” tambahnya.
UKBI berisikan tes terhadap kemampuan mendengarkan, merespons kaidah, membaca, menulis dan berbicara. Pengelaannya selalu terpusat serta sertifikat dikeluarkan Badan Bahasa, ditambah penyusunan pedoman pelaksanaan UKBI.

“Masa kita kalau melamar pekerjaan di perusahaan-perusahaan besar ada tes TOEFL tapi untuk UKBI tidak bisa dilaksanakan,” sesalnya. (TESTI PRISCILLA/B-8)

Balai Bahasa Papua Gelar Lomba Mendongeng

Jayapura, – Balai Bahasa Provinsi Papua menggelar lomba mendongeng di Kota Jayapura, 18 – 19 April 2016.

Lomba yang diikuti puluhan peserta itu dalam rangka Pekan Sastra dan pelantikan pengurus Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI).

Ketua panitia lomba, Asmabuassepe mengatakan jumlah peserta kali ini mengalami peningkatan. Dalam kuota ditetapkan 50 peserta, tetapi pendaftar mencapai 78 peserta dan 66 peserta yang hadir hingga pengambilan nomor urut. Menurutnya peserta meningkat karena publikasi yang luas. Sebelumnya hanya melibatkan TK dan SD, tetapi kali ini pegiat sastra juga dilibatkan.

“Tahun lalu hanya 25 peserta,” katanya kepada Jubi dalam keterangan tertulis, Rabu (20/4/2016).

Kreativitas, teknik penyajian, optimalisasi waktu, dan penguasaan panggung merupakan aspek-aspek yang dinilai dalam lomba. Oleh karena itu, diharapkan kemampuan dan kecintaan peserta dalam mendongeng semakin meningkat.

“Dengan kemampuan gurunya mendongeng lebih bagus akan membuat siswa lebih tertarik. Kemudian masyarakat juga ikut tertarik atau ada kecintaan terhadap dongeng,” ujarnya.

Zaman sekarang dongeng jarang diperdengarkan karena kehidupan masyarakat didominasi teknologi informasi. Oleh sebab itu, perlu dihidupkan kembali. Dongeng mampu merekatkan hubungan emosional antara orang tua dan anak.

“Waktu kita kecil dulu tidur diantar pakai dongeng. Sekarang tidak tampak lagi karena arena anak-anak cenderung tertarik kepada alat-alat elektronik,” katanya.

Ia pun mengharapkan dalam sepekan diselingi kegiatan mendongeng dalam sekolah. Begitu pula dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, terutama menjelang tidur.

Peserta lomba dari Sekolah Menulis Papua, Siti Nurhidayati mengaku senang mengikuti lomba tersebut karena dapat meningkatkan daya saing, terutama yang belum menguasai teknik mendongeng yang benar.

“Ini pertama saya ikut lomba mendongeng meski bukan guru. Lomba mendongeng menjadi pengalaman menarik untuk saya,” katanya. (Timo Marten)