Balai Bahasa Sulawesi Utara kembali menggelar Pentas Sastra, Sabtu (23/11/2019). Berbeda dengan pentas-pentas sebelumnya, Pentas Sastra ini dikemas dalam nuansa mengenang almarhum Johny Sangeroki, seorang pegiat seni yang banyak berkarya untuk Sulawesi Utara semasa hidupnya.

“Pentas Sastra kali ini adalah pentas yang khusus. Acara Pentas Sastra ini dalam nuansa mengenang almarhum Johny Sangeroki,” ungkap kepala Balai Bahasa Sulawesi Utara, Supriyanto Widodo, S.S, M.Hum.

Kepala Balai Bahasa Sulawesi Utara Supriyanto Widodo, S.S., M.Hum. memberikan sambutan

Balai Bahasa Sulawesi Utara menggandeng Teater Nadi 909 dan sejumlah sanggar lain untuk menggelar pentas sastra tersebut. Pembacaan doa untuk almarhum Johny Sangeroki mengawali Pentas Sastra malam itu. Selanjutnya, ditampilkan pembacaan puisi, musikalisasi puisi, tarian Tetengkoren oleh Sanggar Kitawaya, dan puncaknya pementasan teater oleh Teater Nadi 909.

Pembacaan puisi
Musikalisasi Puisi
Tarian Tetengkoren oleh Sanggar Kitawaya
Musikalisasi Puisi

Teater Nadi 909 membawakan naskah “Musim Berganti” dalam pementasan tersebut. “Musim Berganti” merupakan naskah teater yang membawa nama Sulawesi Utara ke kancah teater nasional.

penampilan teater oleh Teater Nadi-Sanggar 909

“Musim Berganti jadi cikal bakal Teater Nadi dibawa asuhan kak Johny Sangeroki membawa sanggar seni SMAN 4 Manado berprestasi baik tingkat daerah maupun tingkat nasional,” tutut Dimekrius Boeboe dari Teater Nadi 909.
Setelah seluruh pentas ditampilkan, Ibu Deisy Wewengkang selaku Ketua Panitia Pentas Sastra 2019 memberikan tanggapan bagus terkait pementasan kali ini dan mengundang keluarga Alm. Johny Sangeroki untuk dapat naik ke atas panggung dan memberikan tanggapan.

keluarga Almarhum Johny Sangeroki bersama pemain teater
Foto bersama dengan para pegiat seni di Sulawesi Utara

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *